316 total views, 2 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Hasanuddin Mas’ud mengajak lintas sektor bersama-sama menangani stunting di daerah yang masih tinggi, yakni dengan prevalensi stunting mencapai 22,9 persen.
“Stunting merupakan masalah besar bagi kita, karena Kaltim termasuk salah satu provinsi dengan angka stunting yang tinggi, sementara dalam penanganannya cukup kompleks sehingga tidak bisa ditangani oleh satu atau dua instansi, tapi banyak sektor yang terlibat,” katanya di Samarinda, Minggu.
Prevalensi stunting 22,9 persen ini berdasarkan hasil survei di akhir 2023 ini, berasal dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara dengan prevalensi paling rendah yang tercatat 17,6 persen, disusul posisi kedua Kota Balikpapan yang tercatat 21,6 persen.
Kemudian Kabupaten Kutai Barat dengan prevalensi stunting 22 persen, Kabupaten Paser 22,4 persen, Kabupaten Berau 23 persen, Kota Samarinda 24,4 persen, Kabupaten Penajam Paser Utara 24,6 persen, Kota Bontang 27,4 persen, dan Kabupaten Kutai Timur paling tinggi dengan prevalensi 29 persen.
Hasanuddin menekankan bahwa stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi juga terkait dengan masa depan generasi muda di Kaltim yang harus diperjuangkan bersama, karena stunting juga berkaitan dengan kecerdasan
Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak bersatu padu dan bekerja sama dalam mengatasi permasalahan yang ada di Kaltim, salah satunya penanganan stunting yang harus dilakukan lintas sektor, mulai BKKBN, dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas pemberdayaan, dan lainnya, termasuk peran swasta.
Sedangkan sejumlah kelompok sasaran dalam penanganan stunting seperti keluarga miskin yang berisiko memiliki anak stunting, remaja putri, ibu hamil, dan ibu menyusui, termasuk memberikan pemahaman kepada orang tua terkait pola makan pada anak.