212 total views, 212 views today
Nusantara, WARTAIKN.COM – Guna memastikan ketersediaan air yang berkelanjutan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), Otorita IKN (OIKN) menandatangani kontrak kerja sama pembangunan embung di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B dan 1C serta kolam retensi.
Penandatanganan dilakukan bersama sejumlah penyedia jasa, yaitu PT Bumi Karsa, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya, dilakukan pada Kamis (27/11/2025), dengan seluruh prosesi disaksikan langsung oleh Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono.
Penandatanganan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen XXII-2025 OIKN, Iryans Muhyono dan Pejabat Pembuat Komitmen XXIII-2025 OIKN, Sigit Marwanto, dengan para perwakilan masing-masing penyedia jasa.
Kerja sama ini menegaskan komitmen OIKN dalam mempercepat pembangunan infrastruktur air sebagai bagian dari fondasi dasar sebuah ibu kota yang aman, tangguh, dan berketahanan iklim.
Basuki menyampaikan apresiasi atas langkah strategis tersebut sebagai bagian dari percepatan pembangunan Nusantara.
Dalam kesempatan tersebut, Basuki menyampaikan bahwa kerja sama ini menandakan bahwa pembangunan IKN terus berjalan dan akan diselesaikan sebelum tahun 2028.
“Embung-embung ini, tadi sudah disampaikan oleh Agus Ahyar, Direktur Sarana dan Prasarana Sosial. Kita akan membangun 24 badan air dengan total kapasitas 2 juta meter kubik, menambahi 2 juta meter kubik yang sudah kita punyai dari 30 embung yang sudah ada,” katanya.
Pembangunan embung dan kolam retensi ini memiliki fungsi strategis dalam menopang konsep Zero Delta Q atau Sponge City yang diusung Nusantara.
Infrastruktur ini dirancang untuk menahan, menyerap, dan mengendalikan aliran air permukaan sehingga mengurangi risiko limpasan air yang berlebihan dan menjaga keseimbangan hidrologis kawasan.
“Dengan mekanisme tersebut, pembangunan ini turut mendukung sistem konservasi air yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan ketahanan lingkungan terhadap perubahan iklim,” ujarnya.
Selain fungsi konservasi, keberadaan badan-badan air ini juga memberikan nilai tambah terhadap estetika dan kualitas ruang di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan.
Embung dan kolam retensi berperan memperindah lanskap kota, menciptakan ruang terbuka hijau yang memperkaya karakter Nusantara sebagai ibu kota yang hijau, teduh, dan berorientasi pada harmoni antara pembangunan modern dan keberlanjutan alam.
Ruang-ruang ini nantinya juga menjadi lokasi interaksi sosial, rekreasi publik, dan ruang komunal yang mendukung kualitas hidup masyarakat.
Manfaat lainnya adalah tersedianya cadangan air baku sekunder yang dapat digunakan untuk penyiraman taman, kebutuhan insidental seperti pemadaman kebakaran, hingga menurunkan suhu udara di sekitar kawasan.
“Dengan fungsi pengendalian banjir skala mikro maupun makro, keberadaan embung dan kolam retensi ini menjadi bagian penting dalam membangun infrastruktur dasar Nusantara yang aman, resilien, adaptif serta berkelanjutan,” ujaranya lagi.