559 total views, 2 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sigit Wibowo menyatakan, diperlukan kolaborasi efektif dari berbagai pihak untuk membangun pertanian di Kaltim, agar produksinya meningkat sehingga tidak lagi bergantung pangan dari luar.
“Dibutuhkan komunikasi efektif terus menerus dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan pihak lain terkait untuk mendukung pengembangan pertanian di Kaltim,” kata Sigit yang berasal dari daerah pemilihan Balikpapan tersebut.
Ia menyatakan bahwa pemerintah harus memberikan dukungan nyata kepada petani, yakni dengan menyediakan teknologi modern dan infrastruktur yang diperlukan, sehingga hal ini dapat mendorong peningkatan produksi.
Sementara pemerintah daerah diajaknya lebih aktif dalam mendorong pengembangan sektor pertanian, baik melalui program daerah secara mandiri hingga kolaborasi dengan pemerintah pusat, baik kolaborasi soal desain perencanaan untuk pengembangan kawasan maupun tentang penganggaran.
Menurutnya, sangat penting bagi provinsi ini memiliki kebijakan yang mendukung penyediaan lahan, penyuluhan, dan pengembangan pasar untuk hasil pertanian, misalnya konektivitas produk hulu hingga hilir.
“Potensi pertanian dalam arti luas di Kaltim sangat besar, sekarang tinggal bagaimana kita memanfaatkan dan mengelolanya secara baik dengan melibatkan berbagai pihak,” katanya.
Terlebih sekarang sudah ada Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berlokasi di antara Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, sehingga IKN bisa berfungsi sebagai magnet untuk investasi dan pengembangan teknologi pertanian.
Keberadaan IKN bisa menjadi peluang besar karena di Kota Nusantara tersebut akan banyak dihuni oleh penduduk baru, baik yang statusnya sebagai ASN maupun para wirausaha yang menjalankan bisnis di IKN dan sekitarnya, sementara mereka dipastikan membutuhkan makan dan minum setiap hari.
“Ini menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk berusaha di bidang pertanian, namun kita perlu mengubah pola pikir masyarakat dan meningkatkan produktivitas secara bertahap, perubahan pola pikir tidak dapat terjadi secara instan,” katanya. (adv)