342 total views, 2 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Hasanuddin Mas’ud menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan di Kaltim tidak bisa diukur dari satu capaian saja, misalnya capaian pembangunan ekonomi, namun harus diukur dengan indikator yang komprehensif, karena keberhasilan itu harus luas.
“Keberhasilan pembangunan tidak hanya bisa dilihat dari satu sisi seperti meningkatnya pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mencakup aspek lain yang lebih luas seperti pembangunan manusia, pengentasan kemiskinan, pelestarian lingkungan, dan lainnya,’ ujar Hasanuddin.
Hal ini ia sampaikan lantaran pertumbuhan ekonomi Kaltim yang baik tidak sebanding dengan capaian sektor lain, misalnya masih adanya ketimpangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antar-kabupaten/kota, meskipun IPM Kaltim mencapai 78,2 di akhir 2023, tertinggi di Kalimantan dan berada di peringkat ketiga nasional.
Namun dalam hal ini, ada daerah di Kaltim dengan IPM menggembirakan, sementara daerah lainnya dengan IPM masih rendah, padahal tingginya IPM perlu diimbangi dengan pemerataan pembangunan antardaerah, yakni dengan IPM tidak terlalu jomplang.
Ini menjadi penekanan baginya karena adanya kesenjangan IPM yang signifikan antara Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang memiliki IPM terendah 69,59, sedangkan Kota Samarinda dengan IPM tertinggi yang mencapai 82,32, sehingga yang rendah perlu dinaikkan agar mendekati yang tinggi.
Penilaian IPM diukur dari tiga dimensi, yakni masa hidup yang diukur dengan angka harapan hidup, tingkat pengetahuan yang diukur berdasarkan kemampuan baca tulis dan rata-rata tahun bersekolah, serta standar kehidupan yang diukur dengan pendapatan riil per kapita.
Untuk itu, Pemprov Kaltim diharapkan membantu dan memfasilitasi daerah-daerah yang masih memiliki IPM rendah dengan memperhatikan tiga dimensi pembentukan IPM tersebut, sehingga ke depan daerah seperti Mahulu bisa menaikkan IPM-nya. (adv).
