486 total views, 4 views today
Samboja, WARTAIKN.COM – Kusnadi, selaku Kepala Desa (Kades) Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengapresiasi pendampingan yang dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank.
Apresiasi disampikan karena kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas produk untuk menuju pasar ekspor, apalagi ia juga menginkan ada produk lokal desa yang dipmpinnya ini bisa tembus ke pasar ekspor.
“Di desa ini banyak produk yang telah dijual di pasar lokal baik dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan lainnya, baik dijual dalam bentuk segar, sdetengah jadi, maupun olahan. Jadi kimi ingin juga ada produk yang bisa tembus hingga ekspor,” kata Kusnadi.
Hal ini ia katakan saat pelaksanaan pendampingan dengan tema Desa Devisa Halaban Wood Charcoal Kaltim. Kegiatan dilakukan di Balai Pertemuan Umum (BPU) Desa Beringin Agung pada Selasa (7/11/23).
Hadir sebagai narasumber adalah Maryani Saswidyanti Fungsional Lembaga LPEI, Nurtjahjo Budidananto dari KPPBC TMP B Samarinda, Muhammad Yasin selaku Analisis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Menurut Maryani, LPEI ikut berperan dalam menjadikan eksportir Indonesia sebagai pelaku usaha yang disegani di tataran global, karena mampu menghasilkan produk dan jasa ekspor yang berkelas dunia.
“Layanan yang diberikan LPEI adalah memberikan layanan konsultasi bagi para UMKM yang belum pernah mengekspor barangnya keluar negeri. Pihak LPEI akan mendidik dan melatih para UMKM, Koperasi dan Bumdes yang belum mengetahui tentang ekspor,” ungkapnya.
LPEI juga memiliki program unggulan lainnya yaitu Marketing Handholding Program (business matching) yang merupakan program percepatan ekspor dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra binaan LPEI dalam bentuk digitalisasi via global marketplace, business matching melalui diaspora dan pameran berskala internasional.
Sedangkan Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas (cluster) petani/pengrajin/koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan yang layak ekspor.
Sampai dengan posisi Juni 2022, katanya, LPEI memiliki 134 Desa Devisa dengan 9 komoditas unggulan (kakao, kopi, beras, garam, rumput laut, kerajinan, tenun, gula semut dan lada hitam), bahkan telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani/pengrajin.
“Untuk menjadi Desa Devisa kita harus menggali potensi desanya apakah produknya itu memang produk unggulan ekspor dan sarananya cukup memadai untuk dijadikan produk ekspor,” ujarnya.
Di Kalitim sudah ada 38 desa yang nantinya bisa menjadi Desa Devisa. “Diharapkan dengan adanya pendampingan Desa Devisa ini akan ada membawa manfaat dalam peningkatan kesejahteraan desa – desa di sekitar IKN yang bisa menghasilkan produk ekspor yang berkelanjutan,” ujarnya. (Adv/ Diskominfo Kukar).