Monev Mangrove Kaltim Libatkan 55 Persen Mahasiswa sebagai Enumerator

Konsolidasi tim monev (Foto: M4CR/ AB Arif

 591 total views,  2 views today

Samarinda, WARTAIKN.COM – Monitoring dan evaluasi (monev) rehabilitasi mangrove bagian dari Program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) di Kalimantan Timur (Kaltim), tidak hanya difokuskan pada peninjauan kondisi tanaman, tetapi juga menjadi ruang kaderisasi intensif bagi enumerator muda dari perguruan tinggi.

Dari total 124 personel yang dikerahkan, lebih dari separuhnya atau sekira 55 persen merupakan mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman (Unmul).

Mereka mengisi peran penting sebagai enumerator lapangan pada 22 Tim Monev Biofisik dan Sosial, bekerja di 34 lokasi Kelompok Tani Hutan (KTH).

Mereka aktif mengikuti pembekalan yang dilaksanakan pada 18 November 2025 di Hotel Mercure Samarinda. Giat ini menjadi momentum transfer pengetahuan awal sebelum tim diterjunkan ke lapangan.

Kaderisasi melalui transfer pengetahuan dan praktik lapangan ditandai dengan komposisi tim yang terintegrasi, seperti integrasi instansi, yakni mahasiswa bekerja di bawah bimbingan langsung personel profesional dari PPIU Kaltim (bertindak sebagai Ketua Tim/Koordinator Lapangan), serta para ahli dari BPDAS Mahakam Berau, KPHP Delta Mahakam, dan Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim.

Kemudian aplikasi Ilmu secara praktis, dalam hal ini enumerator dilatih menggunakan teknologi survei seperti aplikasi Padatkaryamangrove untuk pengumpulan data biofisik dan sosial-ekonomi.

Mereka juga mempraktikkan pengukuran keliling batang, menentukan tingkat keberhasilan penanaman, hingga menganalisis peran perempuan dalam ekonomi lokal.

Untuk penerapan teknologi tinggi, mahasiswa juga dilibatkan dalam 8 Tim Overview Drone untuk mempraktikkan pengawasan udara dan pemetaan, sehingga mampu menguasai metode observasi yang lebih komprehensif.

Untuk monev berlangsung selama 14 hari (19 November–2 Desember 2025), dilaksanakan di delapan desa pada tiga kecamatan, yakni Muara Badak, Muara Jawa, dan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sebanyak 22 Tim Biofisik & Sosial dan 8 Tim Overview Drone akan melakukan evaluasi dua dimensi, pertama yaitu evaluasi biofisik (kuantitatif), meliputi pengukuran keliling batang, tinggi tanaman, jumlah daun, kondisi salinitas, hingga penilaian kelayakan lokasi menggunakan Water Quality Tester dan aplikasi Padatkaryamangrove.

Kedua adalah evaluasi sosial-ekonomi (dampak komunitas), dengan melibatkan 34 KTH untuk meninjau perkembangan kegiatan, partisipasi masyarakat, peran perempuan, serta perkembangan usaha berbasis ekosistem mangrove.

Penggunaan aplikasi Padatkaryamangrove dan teknologi drone pada lokasi penanaman dari Desa Muara Badak Ulu hingga Muara Kembang dan Kutai Lama, ditujukan untuk menghasilkan data yang akurat dan real-time terkait kondisi dan keberlanjutan ekosistem mangrove.

Manajer Provincial Project Implementing Unit (PPIU) Kaltim, Asman Azis, menegaskan bahwa pelibatan aktif akademisi lokal merupakan investasi jangka panjang.
Program ini mendorong pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan di masa depan, melibatkan mahasiswa dan anak muda Kaltim untuk melakukan monitoring dan evaluasi atas program tersebut.

“Tentu saja kami membekali mereka dengan penguatan kapasitas teknis dan manajerial yang kuat dalam rehabilitasi dan konservasi mangrove, sekaligus menciptakan kader-kader pegiat pesisir di masa depan,” ujar Asman.

wartaikn.com @ 2023