384 total views, 128 views today
Nusantara, WARTAIKN.COM – Dalam semangat memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) yang jatuh setiap 5 November, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menanam 600 bibit pohon di Plaza Seremoni, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, pada Rabu (5/11)
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya OIKN memperkuat implementasi konsep Forest City serta mewujudkan kota yang harmonis dengan lingkungan, yakni antara manusia dengan flora dan fauna.
Penanaman bibit pohon diikuti oleh Insan OIKN bekerja sama dengan Asosiasi Petani Ibu Kota (APIK) Samboja dan Samboja Barat.
Jenis bibit yang ditanam beragam, mulai dari duren tembaga, duren oche, kelengkeng, sawo, mangga kiojaya, mangga merah, alpukat peed, alpukat miki, rambutan, jambu air, durian generatif, hingga jenis pohon endemik Kalimantan seperti balangeran, meranti, dan kapur.
Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata komitmen OIKN dalam menjaga keseimbangan lingkungan di kawasan pembangunan ibu kota negara.
“Penanaman pohon akan terus kita dorong menjadi budaya di IKN. Kita akan bekerja sama dengan Asosiasi Petani Ibu Kota (APIK) untuk memastikan perawatan dan teknik penanaman yang benar. Mudah-mudahan pohon yang kita tanam dapat tumbuh dan memberi manfaat bagi generasi mendatang,” ujar Basuki.
Salah seorang anggota Asosiasi Petani Ibu Kota (APIK) Samboja dan Samboja Barat, Agus Triyono, memberikan masukan teknis agar penanaman di wilayah IKN dapat menyesuaikan dengan kondisi tanah Kalimantan.
“Kita punya kearifan lokal tersendiri karena karakter tanah di Kalimantan berbeda. Disarankan agar tanaman di IKN ditambahkan mikroba dan pupuk cair secara berkala agar lebih subur dan tahan terhadap kondisi tanah asam,” jelas Agus.
Melalui momentum HCPSN ini, Otorita IKN menegaskan komitmennya menjadikan Nusantara bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga pusat kelestarian alam Indonesia.
“Penanaman pohon menjadi simbol nyata kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan petani lokal untuk mewujudkan Forest City, sebuah kota hutan yang menumbuhkan kehidupan bagi manusia, puspa, dan satwa,” katanya.