PT BEK dan Pemkab Kubar Kerja Sama Cegah Stunting Melalui B2SA

Suasana sosialisasi
Suasana sosialisasi gelaran PT BEK kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kubar

 623 total views,  164 views today

Sendawar, WARTAIKN.COM – PT Bharinto Ekatama (BEK) bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, berupaya mencegah adanya stunting baru melalui sosialisasi program B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman).

“Sosialisasi ini menyasar kampung-kampung yang berada di area kerja PT BEK, diantaranya Kampung Muara Bunyut, Kampung Besiq dan kampung Bermai,” kata Health, Safety, Environmental and Community Development (HSEC) Head PT BEK Cipto Hadi Purnomo di Kubar, Rabu.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar area tambang.

Hal ini dilakukan karena pihaknya menyadari pentingnya peran sektor swasta dalam memperkuat ketahanan pangan masyarakat, sehingga sosialisasi B2SA adalah bentuk kontribusi untuk mendorong gaya hidup sehat dan mencegah stunting sejak dini.

Ia menyatakan penting mengubah pola pikir tentang pangan sehat, yakni sehat dan bergizi tidak harus mahal. Kita ingin tanamkan kesadaran bahwa dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan bahan yang tersedia di sekitar, masyarakat bisa hidup lebih sehat dan mandiri.

Melalui pendekatan langsung ke masyarakat dan pelibatan lintas sektor, program B2SA diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam membangun kesadaran gizi dan kemandirian pangan, sekaligus membuka peluang ekonomi dari olahan pangan lokal.

Sementara Kristinawati, Community Development Head PT BEK mengatakan, di banyak daerah, nasi masih dianggap sebagai satu-satunya sumber karbohidrat utama, yakni menganggap belum makan kalau tanpa nasi.

Namun anggapan itu perlahan mulai diubah melalui sosialisasi pangan bergizi yang menjangkau kampung-kampung di pedalaman Kutai Barat.

Masyarakat kini diajak untuk memahami bahwa makanan sehat, bergizi, dan seimbang bisa berasal dari bahan pangan lokal yang tumbuh di sekitar rumah, seperti ubi, jagung, hingga kacang-kacangan.

Kampung Besiq dan Kampung Muara Bunyut menjadi dua dari beberapa lokasi pelaksanaan sosialisasi program B2SA.

Kegiatan digelar beberapa kali di beberapa tempat sepanjang Mei 2025 lalu. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperbaiki pola makan masyarakat sekaligus mendukung program pencegahan stunting di tingkat desa.

Makanan sehat itu tidak harus selalu nasi, tetapi ada makanan-makanan bergizi lain dari sekitar kita. Ini yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat lewat kegiatan sosialisasi ini.

“Masyarakat selama ini cenderung terpaku pada konsumsi nasi sebagai makanan pokok. Padahal, banyak alternatif lokal yang memiliki nilai gizi seimbang, bahkan dengan kandungan gula yang lebih rendah. Sosialisasi B2SA hadir untuk mengenalkan konsep itu secara langsung dan sederhana kepada warga,” kata Kristin, sapaan akrabnya.

Sosialisasi di lapangan dilakukan oleh tim dari Dinas Ketahanan Pangan, dengan dukungan fasilitasi dari perusahaan.

“Perusahaan menyiapkan warga dan tempatnya, sementara penyuluhan teknis dilakukan langsung oleh Dinas. Bahkan, di Muara Bunyut, Besiq dn Bermai Kepala Dinas Ketahanan Pangan sendiri ikut hadir,” katanya.

Program ini juga merupakan lanjutan dari inisiatif ketahanan pangan yang telah dijalankan PT BEK sejak 2023, seiring dengan penetapan program ketahanan pangan provinsi oleh Gubernur Kalimantan Timur.

Dalam tahap sebelumnya, warga didorong untuk menanam pohon buah dan tanaman bermanfaat di sekitar rumah. Kini, fokusnya berlanjut ke pengolahan hasil panen tersebut menjadi makanan sehat yang mudah dijangkau.

“Setelah masyarakat tahu sumber-sumber pangan sehat dari lingkungan sekitar, ke depan kami juga berencana mengadakan pelatihan pengolahan makanan berbasis tumbuhan lokal. Misalnya dari ubi-ubian, singkong, jagung, hingga kacang-kacangan. Tujuannya, selain untuk konsumsi keluarga, juga bisa menjadi produk bernilai jual,” ujarnya.

Ia juga menekankan program ini tidak hanya menyasar keluarga sebagai konsumen, tetapi juga kader-kader posyandu yang selama ini aktif dalam penyediaan makanan tambahan (PMT) bulanan, dengan pengetahuan baru, kader diharapkan bisa memilih jenis makanan sehat dan tepat sasaran untuk balita.

“Melalui ini kami berharap kader posyandu bisa lebih bijak dalam memilih makanan PMT. Dengan begitu, bantuan yang kami berikan juga bisa benar-benar bermanfaat dan berdampak langsung pada peningkatan gizi anak-anak,” ujar Kristin lagi.

Membangun Generasi Sehat

Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Barat, Rachel Pakkung, menyatakan bahwa upaya pencegahan stunting dimulai dari pemilihan makanan sehat sehari-hari.

Sosialisasi oleh PT BEK
Sosialisasi program B2SA oleh Dinas Ketahanan Pangan Kubar kerja sama dengan PT BEK. 

 

Ketika membuka sosialisasi di lapangan Kampung Besiq, Rachel Pakkung menekankan pentingnya pola makan seimbang sebagai kunci pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kutai Barat, Rion S. Kehadiran mereka menandakan komitmen penuh pemerintah daerah dalam upaya pencegahan stunting dan peningkatan gizi masyarakat berbasis pangan lokal.

Pola makan seimbang dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beragam, ujar Rachel, maka kekurangan zat gizi dari satu jenis pangan akan dilengkapi oleh keunggulan gizi dari jenis lain.

“Hal ini penting, terutama bagi anak usia dini, untuk mendukung tumbuh kembang optimal baik secara fisik maupun intelektual. Sosialisasi ini juga menjadi ajakan untuk memaksimalkan potensi pangan lokal yang tersedia di kampung,” ujarnya.

Ia ingin masyarakat bisa lebih bijak, tidak hanya dalam memilih makanan, tapi juga dalam mengelolanya. Termasuk membudayakan untuk tidak menyisakan makanan di piring demi mencegah pemborosan dan boros pangan. (*)

wartaikn.com @ 2023