200 total views, 200 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kuka) merupakan daerah dengan kontribusi tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) setiap tahun, seperti sepanjang 2024 yang menyumbang sebesar 24 persen terhadap ekonomi Kaltim.
Menurut Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kaltim Budi Widihartanto, hal ini terjadi karena kabupaten tersebut memiliki industri pertambangan yang mendominasi dan terus menunjukkan peningkatan sepanjang tahun 2024.
Budi merinci kontribusi ekonomi di masing-masing kabupaten/kota di Kaltim pada 2024, yakni Kabupaten Kukar dengan andil 24 persen, Kutim 20 persen, Kota Balikpapan 17 persen, Samarinda 11 persen, Bontang 8 persen.
Selanjutnya Kabupaten Paser berandil 7 persen, Berau 6 persen, Kutai Barat (Kubar) 5 persen, Penajam Paser Utara (PPU) 2 persen, dan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) masih 0 persen. Sedangkan total ekonomi Kaltim 2024 tumbuh 6,17 persen.
“Sepanjang 2024 sektor pertambangan masih menjadi tulang punggung terhadap ekonomi Kaltim, namun dengan adanya pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), maka sektor konstruksi juga mulai memberikan dampak signifikan, terutama di Kabupaten PPU,” kata ia.
Dampak Pembangunan IKN membuat PPU mengalami pertumbuhannya tertinggi ketimbang lainnya, yakni pada 2023 tumbuh sebesar 29,4 persen kemudian naik lagi menjadi 30,68 persen pada 2024.
Berada di urutan kedua adalah Kabupaten Kutim dengan pertumbuhan 7,71 persen pada 2023 dan naik 9,82 persen pada 2024. Posisi ketiga Kota Samarinda yang tumbuh 8,62 persen pada 2023 naik menjadi 8,66 persen pada 2024.
Ia menjelaskan bahwa masing-masing kabupaten/kota di Kaltim memiliki sektor unggulan yang mendominasi perekonomian setempat, seperti Samarinda didominasi konstruksi dan lapangan usaha lainnya, Bontang dan Balikpapan didominasi industri pengolahan.
“Kemudian Kukar, Paser, Kutim, Berau, dan Kubar didominasi pertambangan, PPU didominasi konstruksi, dan Kabupaten Mahulu didominasi pertanian dalam arti luas, terutama pangan dan perkebunan baik kakao maupun sawit,” katanya. (Adv).
