514 total views, 2 views today
SAMARINDA: Ormas daerah Bala Pertahanan Adat Asli Kalimantan (Baladika) Mulawarman menggelar acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wa salam, Senin malam (25/10/2021)
Kegiatan dilaksanakan di markas besar Baladika Mulawarman di simpang 4 Jl.KH. Harun Nafsi Samarinda Seberang, dihadiri oleh para pengurus dan anggota ormas ini, serta masyarakat sekitar. Tampak panglima baladika Arul dan Ketua Drupadi Maria Ulfah bersama bendaharanya Nur Hikmah (Memei) yang menjadi pembawa acara. Juga terlihat hadir beberapa tokoh maupun ketua dan sayap organisasi lainya seperti Yadi, Agus Awan, Adi Musjayadi, dan yang lain.
Hikmah maulid disampaikan oleh Ustadz Abdillah Syafei yang juga merupakan salah seorang penasihat di Brigade Muslim Baladika (BMB) salah satu sayap organisasi Baladika Mulawarman yang khusus bergerak dalam bidang keagamaan.
Dalam uraiannya Abdillah Syafei menyampaikan akan pentingnya meneladani sikap hidup dan ajaran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa dalam dalam kehidupan di masa sekarang ini. Terutama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang penuh dengan keragaman.
Menurut dia, sikap Nabi kepada manusia, baik yang seagama maupun berbeda agama merupakan teladan yang sangat bagus kita ikuti. Abdillah mencontohkan tiga orang paman Rasulullah yang beliau sikapi sebagaimana seharusnya.
Ada paman Nabi yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib, ini merupakan contoh bagaimana seorang manusia yang muslim dan berjuang bersama Nabi dalam dakwah. Sikap Nabi tentu sangat baik dan Nabi sangat mencintai paman beliau ini.
Contoh kedua adalah paman Nabi yang bernama Abu Thalib. Dia seorang non Muslim, namun sangat baik kepada Nabi sehingga, beliau sangat menyayangi sang paman. Bahkan meski hingga akhir hayatnya Abu Thalib tidak memeluk Islam, namun kasih sayang Nabi kepada sang paman sangat besar.
Dan contoh yang ketiga adalah paman Nabi yang bernama Abu Lahab. Abu Lahab adalah non Muslim yang sangat membenci agama Islam. Bahkan dia dan kawan-kawannya dari kafir Qurais menganiaya dan membunuh sebagian sahabat Nabi. Maka, jelas sukap Nabi. Rasulullah dan para sahabatnya pun melawan.
Oleh sebab itu ujar Abdillah, tidak ada alasan bagi seorang Muslim untuk memerangi manusia karena sebab beda suku atau beda agama. Bahkan umat Islam sebagai pemeluk agama yang “Rahmatan Lil Alamin” harus mengayomi dan bersikap baik kepada non Muslim, selama mereka juga tidak menyerang kita.
“Kalau saja ada yang menyerang, jangankan non-Muslim, yang muslimpun ya tetap kita lawan, karena mempertahankan diri itu adalah kewajiban!” Tegas Abdillah dalam ceramahnya.
Jadi menurut dia, umat Islam boleh melawan seseorang bukan karena beda suku atau agama tapi karena kedzaliman yang dilakukan oleh orang tersebut. Di sini poin penting yang harus digarisbawahi.
Dia juga menceritakan bagaimana sejarah mencatay bahwa menjelang akhir hayatnya Nabi Muhammad pernah punya hutang karena menggadaikan baju perangnya kepada seorang yang beragama Yahudi. Dari sejarah ini bisa kita bayangkan bahwa betapa baiknya hubungan beliau dengan orang non Islam.
Padahal kalau kita pikir, ujar Abdillah, apakah tidak ada sahabat Rasul yang kaya yang mau memberikan hartanya? Pastinya akan banyak sekali. Tapi Nabi tidak meminjam atau meminta kepada sahabat yang muslim. Seolah Nabi ingin mencontohkan kepada umat ini bahwa hubungan baik dengan orang di luar Islam itu biasa-biasa saja, bukan hal yang dilarang selama bukan soal peribadatan.
Bahkan, jelas Abdillah lagi, dalam sebuah Hadits ada ancaman bahwa barang siapa yang membunuh non muslim “mu’ahad” (yang punya perdamaian dengan umat Islam) maka pelaku pembunuhan itu nantinya di akhirat tidak akan bisa mencium baunya sorga.
Bayangkan, bagaimana jauhnya orang itu dari sorga. Padahal dalam riwayat disebutkan bahwa bau sorga masih tercium dari jarak 70 tahun perjalanan. Inilah ancaman bagi orang Islam yang berbuat keji kepada orang di luar Islam.
Intinya ada dua hal utama yang dijelaskan oleh pengisi acara TV Islamic Center Kaltim ini. Pertama bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad merupakan tradisi yang bagus dan bisa dijadikan sarana untuk mengingat dan mempelajari kembali sejarah serta ajaran beliau.
Dan yang kedua, dengan mempelajari sejarah Nabi umat Islam jadi bisa meneladani akhlak manusia agung tesebut sehingga tidak menjadi manusia yang ekstrim,.tapi justeru membawa rahmat bagi alam semesta. (*/asya)