344 total views, 4 views today
Saya adalah salah seorang saksi mata kunjungan Presiden BJ Habibie ke Bengkuring, meskipun hanya bisa melihat acara dari jauh. Waktu itu tanggal 5 Agustus 1999 saya sudah menjadi guru di satu-satunya sekolahan yang ada di komplek Perumnas Bengkuring yakni SMPN 29 Samarinda.
Sempat setahun lebih merasakan berangkat dan pulang mengajar melewati jalan perumahan yang becek kalau hujan, saya sangat bersyukur dengan kehadiran beliau. Bagaimana tidak, menjelang kunjungan presiden ke-3 ini jalan perumahan yang sering tidak bisa dilewatipun dalam waktu singkat sudah beraspal hotmix. Mulus hingga ke dalam perumahan.
Padahal sebelumnya untuk bisa sampai ke SMPN 29 Samarinda yanga da di tengah komplek kami butuh perjuangan berat. Hujan sedikit saja alamat sekolah bisa libur karena guru maupun siswa sama-sama tidak bisa menuju lokasi.
Saya masih ingat bagaimana perumahan yang semula sepi, fasilitasnya masih minim berubah drastis menjadi terlengkapi aneka kebutuhannya. Orangpun berbondong-bondong membeli rumah di sini sehingga perkembangan pemukiman eks warga bantaran sungai karangmumus ini menjadi sangat pesat.
Di awal saya bertugas di sini harga rumah masih sangat rendah, sekitar 7 jutaan saja. Banyak warga yang menjual jatah rumah mereka. Namun setelah kunjungan pak Habibi yang diiringi makin lengkapnya fasilitas di sini harga rumah meningkat pesat.
Kembali ke kunjungan pak Habibie, saya termasuk yang tidak mengetahui kalau saat itu beliau didemo oleh beberapa elemen masyarakat dan mahasiswa. Sebagai orang yang tengah berada di dalam komplek saya hanya melihat suasana yang meriah dan gembira. Bahkan tak terlihat pengamanan yang terlalu ketat.
Namun selepas pak Habibi dan rombongan meninggalkan komplek perumahan barulah saya sadar bahwa pengamanan saat itu sangat ketat. Rupanya sekeliling perumahan yang sangat luas itu sudah dikepung oleh aparat polisi dan TNI secara rahasia. Buktinya setelah rombongan presiden tidak ada, ratusan atau bahkan ribuat aparat bermunculan dari balik pohon dan semak di sekitar komplek.
Tampaknya sejak malam hingga selesai acara kunjungan presiden polisi dan tentara itu sudah bersembunyi. Tampak sekali kondisi mereka yang keluar dari persembunyiannya di rawa-rawa dengan pakaian belepotan lumpur. Dan dalam sekejap dalam komplek sudah dipenuhi aparat.
Penulis: Abdillah Syafei
(Mantan Wartawan Poskota Kaltim)