859 total views, 24 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan mitra kerja strategis, pada hari Jumat, 28 November 2025, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (Kaltim) menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025.
Kegiatan tersebut mengangkat Tema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan”.
Kegiatan dihadiri oleh Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Bayuadi Hardiyanto, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim yang diwakili oleh Asisten II Kaltim Ujang Rachmad, Walikota dan Bupati se-Kaltim.
Kemudian sejumlah pimpinan OPD Provinsi Kaltim, pimpinan instansi vertikal, pimpinan perbankan, akademisi, media serta para mitra kerja Bank Indonesia, Pelaku Usaha di Provinsi Kaltim.
Pada saat yang bersamaan, Gubernur dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur diundang dan menghadiri secara langsung acara tersebut di Jakarta.
Undangan yang hadir secara luring di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim menyaksikan langsung PTBI di Kantor Pusat Bank Indonesia untuk mendapatkan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia serta arah kebijakan BI dari Gubernur Bank Indonesia.
Kegiatan PTBI pusat juga dirangkaikan dengan TPID dan TP2DD Awards. Dalam hal ini, Kaltim berhasil meraih empat penghargaan sekaligus, yaitu Juara 1 TP2DD Provinsi terbaik.
Lantas Juara 1 TPID Provinsi berkinerja terbaik, Juara 1 TPID Kabupaten berprestasi yang diraih Kabupaten Kutai Kartanegara dan Juara 1 TP2DD Kota terbaik yang diraih Kota Balikpapan.
Pelaku usaha di Kaltim yaitu Es Teh Taman Sari juga memperoleh penghargaan sebagai merchant QRIS penggerak Inklusi keuangan terbaik.
Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen kuat seluruh pemangku kepentingan dalam mendorong pengendalian inflasi dan percepatan digitalisasi keuangan di Kaltim.
Untuk tingkat daerah, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim menyampaikan materi terkait outlook perekonomian Kaltim. Sementara itu, Asisten II Kaltim Kaltim memaparkan arah kebijakan perekonomian Provinsi Kaltim.
Dalam sambutan dan outlook perekonomian yang disampaikan oleh Bayuadi Hardiyanto, Bank indonesia memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh mitra kerja atas sinergi luar biasa yang telah terjalin selama ini.
Dukungan dan kolaborasi terhadap berbagai kebijakan dan program yang telah terjalin hingga saat ini sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Kaltim.
Dengan kolaborasi dan sinergi yang telah diupayakan bersama, ke depan perkirakan kinerja ekonomi Kaltim tetap tumbuh positif diiringi inflasi yang terkendali dalam rentang target nasional.
Prospek perekonomian Kaltim ke depan tetap berada pada jalur yang positif. Pertumbuhan ekonomi tahun 2026 diprakirakan meningkat dalam kisaran 4,50% hingga 5,30%, seiring kenaikan kapasitas industri refineryminyak dan gas (migas), keberlanjutan pembangunan proyek strategis, serta menguatnya aktivitas investasi daerah.
Selain itu, inflasi diperkirakan tetap terjaga dalam sasaran nasional 2,5±1%, didukung penguatan koordinasi pengendalian inflasi dan pemanfaatan berbagai inovasi kebijakan daerah.
Ke depan, masih terdapat tantangan yang perlu diantisipasi. Permintaan batu bara global yang diprakirakan masih tertahan seiring transisi menuju renewable energy serta gejolak iklim yang berisiko menahan kinerja sektor pertanian.
Dari sisi inflasi, tren harga emas dan minyak dunia yang diproyeksikan meningkat serta gejolak iklim yang berisiko mengganggu produktivitas tanaman pangan.
Meski demikian. Inflasi Kaltim tahun 2026 diproyeksikan tetap terjaga di rentang 2,5±1% year-on-year. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya penguatan sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di seluruh wilayah Kaltim.
Selanjutnya, Ujang Rachmad juga menyampaikan arah kebijakan perekonomian Provinsi Kaltim yang dalam arahannya menyampaikan kunci keberhasilan pembangunan ekonomi Kaltim ke depan terletak pada kolaborasi yang kuat dan berkesinambungan.
Kolaborasi erat antara pemerintah pusat, daerah, BankIndonesia, pihak swasta, dan akademisi adalah modal utama untuk memastikan setiap potensi daerah dapat dimaksimalkan.