672 total views, 2 views today
Samarinda,WARTAIKN.COM – Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Kaltim dan PT Surya Hutani Jaya (SHJ) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) penyediaan pupuk kompos dari kotoran kambing dan domba.
Dalam penandatanganan yang digelar di LT Farm, Jalan Gunung Lingai, Lempake, Samarinda Utara, Kota Samarinda, Jumat (2/5) ini, Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PWNU Kaltim siap menyediakan pupuk kompos, sementara PT SHJ siap membeli produknya.
“Saat ini Kaltim masih defisit sekitar 193 ton daging kambing dan 18 ton daging domba per tahun,” kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim Ujang Rahmad saat penandatanganan MoU antara PWNU Kaltim dan PT SHJ di Lempake, Samarinda, tersebut.
Masih adanya kekurangan 211 ton daging kambing dan domba tersebut, maka hal ini menjadi peluang besar bagi warga untuk mengembangkan peternakan, termasuk pengembangan ternak kambing dan domba oleh PWNU Kaltim.
Sektor peternakan kambing dan domba memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Kaltim, seiring dengan tingginya konsumsi daging yang tidak sebanding dengan produksi lokal, sehingga kegiatan hari ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi ternak sekaligus produksi bahan baku kompos.
Menurutnya, pemerintah telah membuka kembali keran impor ternak dengan sejumlah syarat, sedangkan dalam upaya menstimulasi pertumbuhan peternakan lokal, ia mendorong LPP PWNU dan kelompok peternak lainnya untuk memanfaatkan program pemerintah seperti inseminasi buatan dan desa korporasi ternak.
Acara penandatanganan ini antara lain dihadiri Ketua Tim Transisi Tenaga Ahli Gubernur Kaltim Rusmadi Wongso, Anggota Tim Transisi Herman A. Hasan, Ketua Baznas Kaltim Ahmad Nabhan, Kepala Dinas Peternakan Kaltim Fahmi Himawan, Wakil Ketua PWNU Kaltim Prof. Ibrahim, dan perwakilan PT Surya Hutani Jaya.
Dalam kesempatan itu Rusmadi Wongso mengatakan, inisiatif yang dilakukan oleh LPP PWNU Kaltim ini merupakan hal positif untuk memicu perkembangan ternak, bahkan kegiatan ini juga bisa menjadi pemantik tumbuhnya ekonomi kerakyatan melalui subsektor peternakan.
“Ini karena kompos dari kotoran ternak bisa menjadi produk bernilai strategis dalam menambah pendapatan keluarga, sehingga hal ini bisa direplikasi oleh kelompok-kelompok lain di Kaltim,” ujar Rusmadi.
Sedangkan LPP PWNU Kaltim Nur Lahamudin, menyebut bahwa acara ini bermula dari diskusi santai antar-anggota lembaga, kemudian sampai pada keseriusan kerja sama yang dibuktikan dengan penandatanganan pada Jumat ini.
“Kami akan mengembangkan bibit kambing ke seluruh wilayah Kaltim. Bahkan target kami, pada 2026 minimal ada satu domba yang dikelola oleh setiap kelompok binaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan hari ini dan rencana pengembangan ke depan,” ujar Lahamudin. (*)