420 total views, 2 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Wakil Ketua II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Ananda Emira Moeis mengatakan, perempuan disabilitas memiliki potensi untuk terlibat aktif dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik, sehingga mereka pun harus dirangkul dalam merumuskan rencana pembangunan.
“Selama ini mereka sering dianggap sebagai penerima manfaat dari berbagai kebijakan, padahal mereka bisa berperan aktif di pembangunan, maka mereka harus dilibatkan dalam pembangunan di berbagai sektor,” ujar Nanda sapaan akrabnya.
Salah satunya, sektor ekonomi misalnya, dalam hal ini perempuan disabilitas perlu mendapat pendidikan vokasional dan pelatihan keterampilan agar mereka bisa mencapai kemandirian ekonomi, tentunya disesuaikan dengan kondisi mereka.
“Perempuan disabilitas kita harapkan tidak hanya menjadi penerima bantuan, melainkan juga menjadi kontributor aktif bagi ekonomi daerah. Mereka bisa, tapi harus dilakukan pembinaan lebih dulu,” katanya.
Untuk jangka panjang, Nanda menekankan pembangunan inklusif harus menjadi pilar utama di Kaltim, karena ia percaya bahwa dukungan berkelanjutan dapat menjadikan perempuan disabilitas sebagai agen perubahan yang membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Keterlibatan perempuan disabilitas, kata politisi dapil Kota Samarinda ini, masih terhambat oleh keterbatasan akses pada pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi, sehingga partisipasi mereka dalam pembangunan belum sepenuhnya terakomodasi.
Perhatian lebih terhadap kelompok ini adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan di Kaltim, sehingga ia mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mendekati kelompok disabilitas secara langsung dalam menyusun kebijakan pembangunan.
Hal ini dinilai penting karena dengan dialog yang terbuka dan pemahaman mendalam langsung kepada yang bersangkutan, kebijakan yang diterapkan akan lebih tepat sasaran dan memberikan dampak berkelanjutan bagi perempuan disabilitas.
“Hal yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa kebijakan yang baik bukan hanya bantuan sepihak, tapi juga mendengarkan dan memahami kebutuhan mereka, sehingga mereka juga punya kebanggaan tersendiri karena berhasil berkarya,” kata Nanda. (adv/ DPRD Kaltim)