576 total views, 2 views today
Samboja, WARTAIKN.COM – Damsik, selaku Camat Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, mengajak kaum ibu yang memiliki bayi di bawah usia lima tahun (balita) untuk aktif datang ke pos pelayanan terpadu (posyandu) guna memeriksa kesehatan dan untuk mengetahui perkembangan berat bayi.
Hal ini perlu dilakukan karena Kecamatan Samboja sangat mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stuntung menjadi 14 persen pada 2024, karena ia tidak ingin ada anak stunting di wilayahnya.
Kalaupun sudah ada, maka ia telah melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait untuk segera melakukan penanganan, karena anak yang stunting masih bisa dilakukan intervensi sampai usia dua tahun.
Stunting, katanya, dapat diintervensi dengan gizi spesifik, yakni intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30 persen penurunan stunting.
Hal ini ia katakan saat Wakil Bupati Kukar mencanangkan tiga desa sebagai percontohan (role model) desa dan kelurahan D’Best (Desa Bebas Stunting) tahun 2023.
Ketiga desa tersebut adalah Desa Giri Agung di Kecamatan Sebulu, Desa Loa Janan Ulu di Kecamatan Loa Janan, dan Kelurahan Kuala Samboja di Kecamatan Samboja.
Untuk Kelurahan Kuala Samboja, pencanangannya dilakukan oleh Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin di Balai Pertemuan Umum (BPU) kelurahan setempat, pada Rabu (8/11) yang dihadiri sejumlah pihak terkait.
Dalam kesempatan itu juga diketahui bahwa di Kelurahan Kuala Samboja terdapati 150 anak balita, namun jumlah yang mengunjungi Posyandu Kuala Samboja hanya sekitar 50 persen, sehingga hal ini menjadi catatan tersendiri, maka kaum ibu yang tidak aktif berkunjung disaran berkunjung.
Sedangkan para kader posyandu juga mendapat amanat untuk melakukan jemput bola, yakni mengunjungi dari rumah ke rumah warga yang memiliki balita, guna mengetahui perkembangan anak, termasuk dalam pencegahan stunting. (adv/ Diskominfo Kukar)