690 total views, 2 views today
Muara Badak, WARTAIKN.COM – Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur (Dispora Kaltim) menggelar Seminar Wirausaha Pemula bagi kaum muda, untuk membangkitkan semangat pemuda berani tampil menjadi pengusaha.
Mewakili Kepala Dispora Kaltim Agus Hari Kesuma, Kabid Pengembangan Pemuda Dispora Kaltim Rasman, membuka seminar tersebut di Muara Badak, pada Sabtu, 4 November 2023.
Melalui seminar ini, pihaknya ingin menggugah jiwa ratusan kaum muda di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk berani menjadi wirausaha di bidang apapun yang dikehendaki.
Seminar tersebut digelar di Pantai Panrita Lopi, Kecamatan Muara Badak, Sabtu, 4 November dengan peserta sebanyak 135 pemuda pemudi, dari target 150 peserta.
“Melalui seminar ini kami ingin kaum muda memberanikan diri untuk tampil menjadi pengusaha, karena syarat menjadi pengusaha harus berani mencoba,” katanya.
Peserta seminar sebanyak 135 pemuda ini berasal dari 13 desa yang tersebar di Kecamatan Muara Badak, sehinga melalui giat ini ia berharap mereka menjadi tergugah semangatnya untuk berani mencoba menjadi pengusaha dimulai dari kecil.
Narasumber yang dihadirkan pun merupakan pengusaha yang memulai usaha mereka dari kecil, hingga akhirnya menjadi sukses seperti saat ini.
Terdapat dua narasumber yang hadir dalam seminar itu, yakni pemilik Taman Wisata Salma Shofa di Kota Samarinda yang mengawali usahanya dari kecil, yakni diawali dari jualan tanaman hias.
Dari jualan tanaman hias tersebut, kini Salma Shofa mampu berkembang hingga menjadi arena wisata yang di dalamnya ada kolam renang untuk anak-anak hingga dewasa, kemudian di taman tersebut pun ada wahana “out bond”.
“Narasumber kedua adalah pemilik Taman Wisata Pantai Panrita Lopi yang sekarang menjadi lokasi seminar ini. Usaha wisata ini pun diawali dari nol, modal utama pemilik saat itu adalah nekat membuka usaha wisata, tapi kini objek wisatanya menjadi sangat terkenal,” kata Rasman.
Seminar digelar di lokasi objek wisata, lanjut ia, dimaksudkan agar para peserta bisa langsung berinteraksi dengan pemilik dan pengelola, terutama tentang rencana awal, modal awal, hingga kini menjadi terkenal.
Ia menyatakan, pola pikir pengusaha dengan pekerja memang berbeda. Pola pikir pekerja adalah merencanakan dulu baru bekerja, sedangkan pola pikir pengusaha adalah bertindak dulu, jika ada masalah, baru mencari solusi dan melakukan evaluasi.
“Seperti saya, ketika dulu mulai berusaha membuka usaha cuci pakaian dan karpet. Terlalu banyak yang saya rencanakan sehingga usaha tidak jalan. Namun kemudian saya nekat membuka usaha, ternyata berhasil,” katanya.
Ia juga mengakui sempat terjadi kendala saat usaha laundry tersebut jalan, tapi dari kendala itulah menjadi pengalaman berarti untuk berkembang, sehingga ia pun memecahkan masalah yang dihadapi dan kini usahanya tetap jalan. (Adv/ Dispora Kaltim)