164 total views, 164 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Di tengah tantangan pemerataan layanan kesehatan, Pemerintah dan DPRD Kalimantan Timur tetap optimis mampu mencapai target nasional penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2025.
“Penurunan prevalensi stunting bukan sekadar angka dalam statistik, melainkan cerminan kualitas hidup anak-anak di berbagai sisi, baik dari sisi kebutuhan gizi, sanitasi, hingga pola asuh,” kata anggota Komisi IV DPRD Kaltim Damayanti.
Untuk itu, lanjutnya, penanganan stunting di Kalimantan Timur (Kaltim) harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan agar target penutrunan menjadi 14 persen tahun ini tercapai.
“Tantangan kita adalah membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan stunting. Anak-anak adalah investasi jangka panjang bangsa. Kalau tumbuh sehat, mereka akan menjadi generasi unggul,” ungkap Damayanti.
Ia menekankan bahwa akses layanan kesehatan dasar dan edukasi gizi harus menjangkau hingga ke daerah-daerah terpencil. Damayanti pun menyerukan agar setiap keluarga memahami pentingnya pemantauan kesehatan anak sejak usia dini melalui sarana yang mudah diakses, seperti posyandu.
“Posyandu bukan hanya rutinitas, tapi ujung tombak pencegahan stunting. Melalui posyandu, orang tua bisa tahu apakah anaknya tumbuh sesuai usianya atau perlu perhatian khusus,” katanya.
DPRD Kaltim berkomitmen untuk terus memperjuangkan anggaran yang mendukung kesehatan ibu dan anak. Mulai dari pemberdayaan tenaga kesehatan, pelatihan kader posyandu, hingga penyediaan makanan tambahan bergizi.
“Tidak boleh ada anak di Kaltim yang terabaikan haknya untuk sehat. Kami akan terus kawal setiap program agar tepat sasaran dan menjawab kebutuhan riil di masyarakat,” kata ia. (Adv).
