161 total views, 6 views today
Tenggarong, WARTAIKN.COM – Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara (Kukar) Dr. H. Sunggono menggelar rapat koordinasi virtual dengan seluruh camat dari 20 kecamatan di Kukar pada Sabtu (19/4/2025). Pertemuan yang berlangsung di Ruang Eksekutif Kantor Bupati Kukar ini membahas kondusivitas wilayah pasca pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Calon Bupati dan Wakil Bupati Kukar.
Rapat koordinasi dihadiri oleh sejumlah pejabat penting termasuk Dandim 0906 KKR Letkol Czi Damai Adi Setiawan, perwakilan Polres Kukar, perwakilan Kejaksaan Negeri, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Eko Wulandono, Ketua KPU Rudi Gunawan, Ketua Bawaslu Teguh Wibowo, serta perwakilan dari berbagai dinas terkait.
Dalam sambutannya, Dr. H. Sunggono mengatakan rapat ini digelar untuk mengetahui dinamika yang terjadi di lapangan, termasuk perhatian khusus terhadap 12 titik pemindahan lokasi TPS yang perlu dilengkapi dokumentasinya.
“Berdasarkan laporan sementara yang diterima, Alhamdulillah tidak ada permasalahan distribusi atas semua logistik yang berkenaan pelaksanaan, tak ada satupun para camat, PPK, PPS yang melaporkan permasalahan tersebut, dan sekaligus ingin mengetahui tingkat partisipasi kawan kawan tentang suara yang sudah masuk, kita berharap semua data secepatnya bisa diketahui bersama,” jelas Sunggono.
Kepala Kesbangpol Kukar Rinda Desianti yang bertindak sebagai moderator melakukan dialog langsung dengan para camat untuk mengetahui tingkat partisipasi dan kendala di lapangan. Hasil dialog menunjukkan angka partisipasi yang menggembirakan.
“Alhamdulillah dari hasil dialog dengan para camat di 20 kecamatan, rata–rata mereka mengatakan, tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi antara 60% – 75%, alhamdulillah kegiatan PSU berjalan aman dan lancar,” jelas Rinda Desianti.
Sunggono mengungkapkan bahwa rakor ini merupakan inisiatif Pemkab dan Forkopimda Kukar yang selama dua hari sebelumnya telah melakukan peninjauan langsung ke sejumlah TPS untuk memastikan kesiapan logistik dan pelaksanaan pemungutan suara.
Meski demikian, Sunggono mengakui adanya penurunan pemilih di beberapa wilayah. “Walaupun diakui ada beberapa wilayah yang jumlah pemilihnya menurun, hal itu karena banyak pemilih yang berstatus pelajar atau mahasiswa yang sudah kembali belajar, dan ada beberapa karyawan perushaan yang memilih kerja karena mendapat uang tambahan atau lembur daripada libur menggunakan hak pilihnya,” jelas Sunggono.
(Adv)