350 total views, 4 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sigit Wibowo mendorong instansi yang menangani pertanian di daerah ini menggencarkan sistem intensifikasi dan ekstensifikasi bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan, setidaknya untuk kebutuhan pangan lokal.
Hal ini perlu dilakukan karena hingga kini daerah yang masih memiliki lahan luas tersebut masih mendatangkan bahan pangan dari daerah lain, padahal produksi pertanian di daerah ini masih bisa ditingkatkan, terutama melalui pola intensifikasi.
“Potensi lahan pertanian yang melimpah Kaltim, hingga kini belum digarap secara optimal, terbukti Kaltim masih mengalami ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain, tentu hal ini berpotensi mengancam kemandirian pangan daerah,” kata Sigit.
Hingga kini Kaltim masih mengimpor bahan pangan dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa, dan sejumlah daerah di Sulawesi, baik bahan pangan dari pertanian tanaman pangan maupun peternakan.
“Tentu hal ini sangat ironis jika kita yang memiliki potensi pertanian besar, justru harus bergantung pada pasokan pangan dari luar,” kata Sigit.
Ia menilai ada sejumlah kendala yang menghambat pertumbuhan sektor pertanian di Kalimantan Timur, antara lain karena penggunaan teknologi pertanian yang masih tradisional, keterbatasan lahan pertanian, dan alat pertanian yang belum memadai.
“Banyak petani yang masih bergantung pada metode manual, sementara negara lain sudah menerapkan mekanisasi yang efisien dengan alat modern dan lahan luas. Pola intensifikasi inilah yang harus dikuatkan,” ujarnya.
Hal lain yang mempengaruhi rendahnya produksi pertanian di Kaltim adalah masih rendahnya minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian, sehingga dinas terkait harus mendorong kaum muda tertarik ke pertanian, salah satunya dengan pola mekanisasi atau dengan peralatan pertanian modern.
“Masih banyak anak muda yang lebih memilih sektor karena mereka anggap lebih menjanjikan. Padahal, sektor pertanian memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Mengubah pola pikir disertai tindakan nyata dari dinas terkait inilah yang harus dilakukan agar kaum muda bisa tertarik,” katanya. (adv)