1,077 total views, 4 views today
Samarinda, WARTAIKN.COM – Syukuran malam 17 Agustus di “ujung kampung”, yakni di RT 04, Kelurahan Mugirejo, Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur, cukup semarak, bahkan bisa dikatakan penuh kemeriahan tak terbendung.
Betapa tidak, sebagian besar warga RT 04 yang dihuni sekitar 280 kepala keluarga (KK) dengan nyaris 1.000 jiwa ini “tumplek” di Gang Daeng Makku, gang yang tembus ke rumah Sertu Mualimin, Ketua RT 04, Kelurahan Mugirejo.
Di sepanjang gang tersebut merupakan titik kumpul warga pada Rabu malam untuk menggelar syukuran atas Kemerdekaan RI yang ke- 78 tahun, sebagai bentuk syukur yang tak terhingga kepada Sang Pencipta karena selama ini telah bebas dari penjajah.
Sepanjang gang tersebut berderet puiuhan tumpeng dengan aneka lauk dan berbagai jenis urap sesuai selera pembuatnya, ditambah dengan aneka kue yang telah disusun rapi di atas nampan.
Tumpeng dan aneka kue ini dibuat warga secara swadaya, yakni tiap gang yang terdiri dari beberapa KK membawa tumpeng maupun kue, sehingga terkumpullah puluhan tumpeng yang kemudian dimakan bersama-sama.
Tumpeng dan aneka kue disusun rapi secara memanjang di tengah gang mulai muara gang yang berbatasan dengan Jalan Bugis hingga depan rumah Ketua RT. Sedangkan di sisi kanan dan kiri gang, ratusan warga duduk bersila sambil menunggu acara syukuran dimulai. Mereka datang secara individu dan kelompok setelah Isya.
Sambil menunggu acara dimulai, dari sound sistem terdengar lagu-lagu kebangsaan dan lagu perjuangan berkumandang. Bahkan sebagian besar warga yang hadir pun turut menyanyikan lagu kebangsaan tersebut sambil tepuk tangan.
Acara kemudian dimulai dengan pembacaan doa oleh ustas setempat, dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia Pelaksana Ria Kurnia, Ketua RT 04 Sertu Mualimin, dan Kusno selaku sesepuh RT setempat.
Dalam kesempatan itu, Mualimin mengaku salut dengan kekompakan warga selama ini dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan. Termasuk kekompakan menghadiri syukuran malam 17 Agustus.
Ia juga mengatakan, acara ini digelar merupakan bentuk syukur kepada Tuhan yang Esa, kemudian sebagai bentuk penghormatan bagi para pejuang dan pahlawan, sehingga saat ini Bangsa Indonesia merdeka.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawan. Ini merupakan salah satu bentuk penghormatan kita kepada para pahlawan. Kemudian dampak positif dari giat ini antara lain kita bisa saling mengakrabkan sesama warga yang selama ini mungkin jarang ketemu karena kesibukan masing-masing,” kata Alimin. (gal).