195 total views, 4 views today
Loa Kulu, WARTAIKN.COM – Desa Panoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, berhasil menangani kekurangan gizi pada anak (gejala stunting), berkat kerja kolaborasi dengan pemerintah daerah, pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pihak lain yang peduli.
“Kami rutin melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk mencegah kekurangan gizi atau gejala stunting, termasuk edukasi tentang pola konsumsi untuk anak maupun ibu, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak,” ujar Sarmin, Kepala Desa (Kades) Panoragan saat ditemui di desanya.
Pada 2023 lalu ada empat anak yang memiliki gejala stunting di Panoragan, namun pada 2024 mereka dinyatakan normal karena tim di Posyandu Melati Putih Rumah Anak Sigap (RAS), dan pemerintah desa berkolaborasi memberikan edukasi dan pemberian makanan tambahan bergizi.
Ia menyebut bahwa Panoragan merupakan desa yang makmur, sehingga ketika ada anak yang kurang gizi, itu bukan karena kekurangan makanan bergizi, tapi lebih pada pola asuh dan pola konsumsi, makanya dengan kolaborasi ini pihaknya memberi pemahaman kepada orang tua tentang pola asuh.
“Pemahaman yang mengutamakan penanganan 1.000 hari kehidupan pertama (HPK) pada anak, merupakan penanganan sejak anak dalam kandungan hingga lahir dan berusia 2 tahun,” kata Sarmin.
Hal ini menjadi perhatian karena 1.000 HPK yang merupakan fase kehidupan dimulai sejak terbentuknya janin saat kehamilan, merupakan masa yang harus tercukupi kebutuhan gizi untuk pembentukan sel-sel organ pada anak.
Perhatian keluarga terhadap 1.000 HPK anak sangat penting karena di periode ini organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang. (Adv)