728 total views, 6 views today
Muara Badak, WARTAIKN.COM – Dalam upaya mempererat hubungan antarwarga yang terdiri dari berbagai latar belakang etnis, Kepala Desa Badak Baru, Nasaruddin, mengambil langkah strategis dengan menggelar pertemuan bersama Paguyuban Arema di Kampung Bugis, Kabupaten Kutai Kartanegara. Inisiatif ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan sebuah gerakan sosial yang bertujuan membangun jembatan komunikasi di antara komunitas yang beragam.
“Kami ingin Badak Baru menjadi contoh desa yang mampu hidup rukun dalam keberagaman,” tegas Nasaruddin. Pernyataannya mencerminkan komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan sosial yang inklusif dan saling menghargai di tengah masyarakat yang memiliki keragaman etnis dan agama.
Desa Badak Baru sendiri merupakan miniatur Indonesia dalam skala kecil, di mana warga Bugis, Jawa, dan Dayak hidup berdampingan. Keberagaman ini tidak dilihat sebagai potensi konflik, melainkan dianggap sebagai kekayaan budaya yang perlu dipelihara. Nasaruddin menekankan pentingnya saling mengenal dan memahami budaya masing-masing untuk mencegah gesekan antarkelompok.
Dalam pertemuan tersebut, Nasaruddin tidak hanya fokus pada aspek sosial budaya, tetapi juga menyampaikan program pembangunan desa. Mulai dari perbaikan infrastruktur jalan, pengembangan fasilitas kesehatan, hingga peningkatan sarana pendidikan menjadi agenda prioritas. “Pembangunan desa tidak akan berhasil tanpa partisipasi aktif dari seluruh warga,” tegasnya, mengajak masyarakat terlibat langsung dalam setiap program pembangunan.
Paguyuban Arema, yang turut hadir dalam pertemuan, menyambut positif inisiatif ini. Salah satu perwakilan komunitas tersebut menyatakan apresiasi dan harapan agar silaturahmi ini dapat menjadi fondasi kuat bagi hubungan antarwarga. Mereka siap berkontribusi dalam menjaga kerukunan dan mengembangkan potensi desa.
Klimaks acara ditandai dengan pertunjukan seni budaya yang menampilkan keragaman etnis Badak Baru. Melalui musik, tari, dan pertunjukan tradisional, warga saling berbagi cerita dan warisan budaya. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa perbedaan tidak harus memisahkan, melainkan dapat menjadi daya tarik untuk saling mengenal lebih dekat.
Nasaruddin mengakhiri pertemuan dengan harapan mendalam: terbangunnya rasa saling percaya dan kerja sama yang solid antarwarga. Visinya adalah menjadikan Badak Baru sebagai desa teladan di mana keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.
Dengan demikian, pertemuan sederhana ini telah mengubah paradigma masyarakat. Badak Baru kini tidak sekadar sebuah nama geografis, tetapi simbol nyata kerukunan, toleransi, dan semangat persatuan dalam keberagaman. (Adv/ Diskominfo Kukar)